![]() ILUSTRASI, TENTARA AS |
Situasi masih mencekam pasca pembakaran Al Quran di pangkalan militer Amerika Serikat, di Afghanistan. Selain rakyat berunjuk rasa anti AS di seantero negeri, tentara AS di sana pun dihabisi tanpa ampun.
Dua tentara AS ditembak mati di kantor Kementerian Dalam Negeri ibukota Kabul, Sabtu, (25/2). Diperkirakan, seorang kolonel dan seorang mayor. Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang berada di bawah komando Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengonfirmasi, dua personel mereka ditembak mati di Kabul.
Seorang perwira Polisi Afghanistan diduga terlibat dalam pembunuhan itu. Pejabat anti terorisme mengidentifikasinya, Abdul Saboor (25). Dia tengah diburu aparat keamanan karena tersangka utama dan telah melarikan diri saat penyerangan terjadi.
Pembunuhan itu terjadi dalam hari kelima unjuk rasa anti AS pasca pembakaran Al Quran di satu pangkalan pasukan AS, Bagram. Insiden itu menegaskan, AS masih tak mengenal Afghanistan meski telah 10 tahun melakukan invasi dan menggulingkan pemerintah Taliban.
Situasi yang makin memburuk ini mendorong NATO menarik seluruh stafnya dari kementerian-kementerian pemerintah Afghanistan. “Untuk alasan perlindungan pasukan, saya segera akan menarik semua personel ISAF lainnya yang bekerja di kementerian-kementerian di dan sekitar Kabul,” kata Jenderal John Allen, komandan ISAF. Gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kendatipun Presiden AS Barack Obama meminta maaf atas peristiwa pembakaran Al Quran itu dan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengimbau masyarakat menahan diri, aksi massa terus berlanjut. Kemarahan mereka tak terbendung lagi.
Setidaknya empat orang tewas dalam demo Sabtu. Sehingga total korban sudah mencapai 27 orang sejak aksi pekan lalu. Menurut pejabat kepolisian, demonstran juga membakar pertokoan dan gedung di Provinsi Kunduz. Beberapa orang lainnya terluka.
Ribuan pengunjuk rasa juga mengepung kompleks PBB di Kunduz dan terjadi bentrokan dengan polisi. Sedangkan demo di Provinsi Laghman menyebabkan 20 orang terluka.
Pada demonstrasi anti AS Jumat (24/2), enam orang tewas. Dua orang ditembak mati di ibukota Kabul. Di provinsi bagian barat Herat empat orang tewas.
Unjuk rasa ini terjadi setelah petugas kebersihan Afghanistan menemukan sisa-sisa pembakaran Alquran di pangkalan udara Amerika di Bagram. Angkatan Udara Amerika di Afghanistan pun merasa malu. NATO dan militer Amerika mengumumkan akan mengadakan penyelidikan mendalam dan meminta maaf atas kejadian tersebut. [Harian Rakyat Merdeka]