Rabu, 20 Februari 2013

PSSI DJOHAR IS GAME OVER

Gambar oleh inilah.com



Ada Cerita menarik dari Bung Azhari Nasution dlm berburu informasi menelusuri konflik sepakbola Indonesia, Beliau memberi judul " PSSI Djohar Arifin Is Game Over"

Ketika Masuk ke hotel Preanger, Bung Azhari Nasution celingak-celing
uk. Di situ ada beberapa tokoh sepakbola dan yang dia kenal hanya Yunus Musi. Tetapi, Bung Azhari hanya bertegur sapa dan sekadar bicara. Kemudian, Dia bergeser ke ruang makan ketemu sama Staf Ahli Kemenpora Prof Faisal mantan pengurus KONI yang juga bekas sahabat Prof Djohar Arifin Husin.

Azhari Nasution: "Saya bingung kok Menpora Roy Suryo merasa yakin bisa menyelesaikan konflik sepakbola? Kita lihat ke belakang. Menpora Andi Mallarangeng pernah mengumpulkan Djohar Arifin dan La Nyalla Matttalitti untuk menjalankan MoU dengan menggelar voter Solo. Keduanya menyatakan sepakat mentaati bukan hanya di hadapan Andi Mallarangeng tetapi di hadapan awak media. Alhasil, pimpinan PSSI Djohar menggelar kongres tanpa voter Solo dan Tim verfikasi tak berjalan. Bagaimana Roy Suryo yakin bisa menyelesaikanny a?"

Faisal: "Dulu boleh PSSI pimpinan Djohar menghindar. Tetapi, kali ini tidak boleh terulang peristiwa itu. Kongres voter Solo harus dilaksanakan dan itu sudah harga mati."

Azhari Nasution : "Lho kok anda bisa bilang Kongres voter Solo. Bukankah HM mengklaim sudah melaksanakan Kongres Voter Solo?"

Prof Faisal: "Pemerintah tetap berpatokan pada surat FIFA. Perintahnya sudah jelas segera laksanakan Kongres voter Solo sebelum sidang exco 20 Maret 2013. Keputusan Kongres voter Solo 17 Maret harus digelar."

Azhari Nasution : "Bagaimana kalau kubu PSSI pimpinan DAH menuding melaksanakan Kongres itu melanggar statuta karena jadwal pelaksanaan kongres itu diatur minimal sebulan sebelum pelaksanaan?"

(Ternyata Prof Faisal sudah habis kesabarannya menghadapi Djohar cs. Kalimat cukup keras dilontarkannya menjawab pertanyaan Azhari Nasution.)

Prof Faisal: "Sudahlah PSSI pimpinan Djohar jangan ngomong melanggar. Emangnya mereka tidak melanggar statuta. Itu IPL saja pesertanya sampai sekarang belum jelas. Buktinya, begitu kick off pertandingan enggak berlanjut. Sekali lagi, jangan menyebut melanggar statuta."

Terdengar berita Djohar dan HM ke Kuala Lumpur menemui AFC. Tapi, keberangkatan mereka itu tidak akan mempengaruhi sesuatu yang sudah diputuskan Menpora Roy Suryo dan Madem Rita Subowo.

Musornaslub KONI dihadiri Menpora Roy Suryo dan Ketua KOI Rita Subowo. Usai membuka acara, Roy yang buru-buru hendak pergi dihentikan oleh Bung Azhari Nasution dengan satu pertanyaan.

Azhari Nasution : "Pak menteri, bagaimana komentar anda tentang adanya upaya PSSI menemui pejabat AFC sehubungan dengan Kongres Voter Solo yang ditetapkan 17 Maret 2013?

Roy Suryo: "Saya tau yang berangkat ke markas AFC di Kuala Lumpur adalah pak Halim Mahfudz. Tapi, bíarkan saja karena tidak bisa mengubah keputusan yang telah saya tetapkan. Kongres voter Soló harus tetap jalan sesuai yang telah disepakati yakni 17 Maret 2013," tegasnya.

(Ternyata posisi PSSI Djohar sudah benar-benar terjepit. Bukan hanya pemerintah yang masuk tetapi KOI sudah memback up Roy Suryo. Benar-benar terjepit.)

Karena Madem Rita Subowo sudah mendapat kepercayaan penuh dari Roy untuk berhubungan dengan AFC/FIFA. Bola penyelesaian sudah di jalur yang benar.

Pelaksanaan Kongres PSSI dengan voter Solo belum pasti dilaksanakan PSSI pimpinàn Djohar Arifin Husin. Hal ini terkait dengan instruksi Menpora Roy Suryo agar Kongres digelar 17 Maret 2013 setelah Djohar Arifin dan Ketua Umum PSSI KLB Ancol La Nyalla Mattalitti menandatangani surat pernyataan rekonsiliasi dan penyatuan kompetisi beberapa waktu lalu.

Bu Rita mengaku terus berkoordinasi dengan Zhang Jilong. Makanya, KOI tinggal nunggu Roadmapnya.
Mengenai adanya upaya Sekjen PSSI Halim Mahfudz mendatangi markas AFC untuk melaporkan bahwa pihaknya sudah menggelar Kongres dengan peserta voter Solo di Palangkaraya, Januari lalu, kata Rita Subowo, silahkan saja. "Silahkan saja. Pokoknya, kita menunggu perintah AFC/FIFA," tegasnya.

Pada saat pertemuan Presiden induk organisasi dan KOI, Madem Rita Subowo mengundang Agum Gumelar. Di sini, saya sudah merasakan Agum bakal turun gunung. Bagaimana pun Rita Subowo tidak bisa terlepas dari mertua pebulutangkis nasional yang sukses menggelar KN.

Agum Dilibatkan Lebih jauh, Rita Subowo menyatakan setuju mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar terlibat dalam penyelesaian konflik sepakbola melalui Kongres voter Solo sesuai MoU yang telah ditandatangani di Kuala Lumpur, Malaysia tahun lalu. "Saya setuju jika pak Agum dilibatkan dalam menyelesaikan konflik," ujarnya.

Rangkaian Agum bakal tampil di depan sudah terlihat. Mantan Ketua Umum PSSI tahun 1999-2003, Agum Gumelar, menyambut gembira instruksi pemerintah kepada PSSI untuk menggelar Kongres dengan voter Solo di Jakarta, 17 Mare( 2013. "Mudah-mudahan ini menjadi tonggak baru bagi perkembangan sepakbola Indonesia menuju level Asia dan dunia,'' kata Agum kepada wartawan, Senin (19/2).
Agum yang mengadakan silaturrahmi dengan pimpinan KONI provinsi seluruh Indonesia di kediamannya Jl Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta.
Hadir pula dalam acara itu Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Dalam acara yang dihadiri 20 pimpinan KONI provinsi itu Agum menceritakan dengan rinci kronologi kemelut PSSI. "Saya rela menjadi tumbal demi kemajuan sepakbola Indonesia," katanya.

Diceritakannya, pada awalnya ia menaruh harapan besar atas terpilihnya Djohar Arifin Husin sebagai ketua umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa di Solo, 2011.
Setelah dari Solo, Djohar menghadap Agum untuk meminta masukan. "Saya peluk dia dan saya sampaikan mulai detik ini tidak ada lagi kubu-kubuan, semua kekuatan harus dirangkul," kata mertua pebulutangkis Taufik Hidayat.

Agum mengaku kaget ketika beberapa waktu berselang Djohar memecat coach Alfred Riedl. Dan kemudian disusul dengan ketidakharmonis an dalam tubuh Exco yang berujung pada pemecatan La Nyalla Mattalitti dan kawan-kawan dari Exco.
"Saya menyesalkan perkembangan itu. Inti dari nasihat saya kepada Pak Djohar waktu itu adalah tidak lagi kubu Nirwan (Bakrie) tidak ada lagi kubu Arifin (Panigoro), yang ada hanyalah kubu sepak bola Indonesia."

Agum bersama Rita Subowo beberapa kali menemui Presiden FIFA, Sepp Blatter di markas besar Zurich, Swiss. Dalam beberapa pertemuan itu Agum berhasil meyakinkan Blatter bahwa potensi sepak bola sangat besar karena banyak potensi pemain hebat dan suporter yang fanatik. Blatter, kata Agum memahami soal itu dan setuju Indonesia tidak di-suspend oleh FIFA. Tetapi toleransi Blatter ada batasnya.

Kata Agum, deadline 20 Maret 2013 bagi PSSI untuk mengadakan kongres dengan peserta voters Solo sudah menjadi harga mati.
Kalau deadline ini tidak ditaati, imbuh Agum, Blatter tidak akan ragu-ragu lagi menghukum Indonesia

Karena itu, kata Agum, keputusan yang dikeluarkan Menpora RM Roy Suryo Notodiprojo juga harga mati. "Tidak ada lagi interpretasi terhadap surat FIFA. Tafsirnya tunggal, yaitu harus kongres luar biasa dengan voters Solo," tegas Agum.

Rita Subowo mengamini Agum. Menurut Rita, Blatter sudah menjadi sahabat bagi Indonesia dan punya kepedulian tinggi kepada sepak bola Indonesia. "Karena itu jangan sampai mengecewakan Blatter apalagi membuatnya marah," kata Rita.

Dalam dialog informal beberapa pimpinan KONI provinsi mengusulkan agar Agum kembali memegang peran sentral dalam proses rekonsiliasi sepak bola Indonesia ini. "Untuk sepak bola Indonesia saya selalu siap," pungkas Agum.
 
di buat oleh : Azhari Nasution

Comments
0 Comments
Komentarnya yang sopan sopan aja ya mas bro mbak bro ^_^

0 komentar:

Posting Komentar