|
Profil Benny dalam seragam dan identitas TNKU serta sejumlah anggota TNI AD saat berada di perbatasan. |
Tugas Benny Moerdani menyusup ke Kalimantan Utara merupakan misi
militer yang sangat berat dan penuh risiko. Setiap harinya Benny bersama
tim kecil RPKAD berjalan kaki menyusuri hutan lebat selama berjam-jam
untuk membuka jalur bagi pasukan induk AD yang nantinya bertugas
menyerbu Malaysia.
Jika tidak sedang
melewati hutan lebat, Benny dan timnya menyusuri sungai yang berada di
wilayah Kalimantan Utara menggunakan perahu. Baik misi penyusupan yang
melewati wilayah daratan maupun sungai, Benny dan timnya selalu terancam
oleh pasukan Inggris yang slap menghadang. Selain menyiapkan sergapan
pasukan Inggris yang rutin patroli juga kerap bertemu dengan gerilyawan
dari Indonesia sehingga kontak senjata yang memakan korban jiwa tak bisa
dihindari.
|
Kartu identitas TNKU Benny Moerdani |
Ketika Benny dan timnya sedang bertugas menyusuri sungai, sejumlah
pasukan SAS Inggris ternyata sudah menunggu di seberang sungai dan
berada di tempat ketinggian yang strategis. Posisi Benny yang berada di
perahu paling depan sudah masuk ke dalam jarak tembak sniperSAS yang
slap dengan senapan terbidik. Dari teropongnya sniperSAS bisa melihat
sosok Benny secara jelas tapi jari yang telah menyentuh picu senjata
masih diam. Setelah sekian detik, picu senjata ternyata tak jadi ditarik
dan senapan lainnya yang sudah slap tembak dan dibidikkan secara akurat
oleh semua personel SAS juga tidak menyalak. Semua personel yang
dipimpin Benny akhirnya lolos dari sergapan mematikan itu.
Pada tahun 1976 Benny berkunjung ke Inggris dan secara tak terduga is
dipertemukan dengan dua prajurit SAS yang dulu nyaris menembaknya.
Personel SAS yang pernah mengincarnya ternyata masih mengenali Benny
yang secara fisik tidak berubah banyak. Benny lalu bertanya kenapa
personel SAS itu tak jadi menembaknya. Salah seorang langsung menjawab,
bahwa timnya harus menunggu dulu datangnya kapal perang HMS Queen
Elizabeth. Jika saat itu Benny ditembak dan kemudian berlangsung baku
tembak, kapal HMS Queen Elizabeth bisa terganggu perjalanannya. Namun,
hingga semua tim Benny pergi, kapal HMS Queen Elizabethternyata tidak
jadi melintas. Mendengar kisah prajurit SAS itu, Benny serta-merta
berkomentar, jika saat itu dirinya jadi ditembak, pasukan Inggris telah
berhasil menembak mati prajurit dengan pangkat tertinggi dan bisa saja
konfrontasi Indonesia-Malaysia berakhir lain.(win)
sumber :
Sejarah perang